Makna Arak Berem dan Metabuh

Jika kalian pergi menghaturkan segehan, melaksanakan persembahyangan, ataupun saat pemangku menyembuhkan orang yang “kerauhan”, sering kita lihat mereka metabuh (menyemprotkan arak berem), seraya memanjatkan doa. Karena saya juga penasaran akan ritual ini, mari kita bedah makna arak berem dan metabuh (metabuh adalah bahasa bali dari kata menggunakan arak berem).

Asal Mula Arak Berem

Untuk menjawab pertanyaan tentang asal mula arak berem, ke 2 hal ini berasal dari alam. Arak terbuat dari cairan manis yang dihasilkan oleh pohon aren dan pohon lontar. Sedangkan Brem terbuat dari beras ketan hitam atau putih.

Bisa lihat video ini untuk gambarannya.

Fungsi Arak Berem

Ada beberapa fungsi dari arak berem. Berikut diantaranya.

Mengawali & Menutup Persembahyangan

Arak berem biasanya dipergunakan sebelum dan sesudah melakukan persembahyangan, baik saat di rumah, merajan, ataupun pura.

Saat Menenangkan Mereka yang “Kerauhan”

Dari pengalaman pribadi saya, banyak dari mereka yang kerauhan (dirasuki oleh arwah lain), beberapa diantaranya, sebelum mau meninggalkan badan yang dirasuki, salah satu permintaannya adalah arak berem. Jikalaupun tidak, pemangku yang berkepentingan membantu akan menggunakan hal ini agar jiwa yang masuk tersebut keluar.

Saat akan Mengambil Benda Keramat

Pernah saat upacara Tilem Kajeng, ada prosesi dimana semua benda keramat tempat saya akan diarak menuju pantai, lalu dibawa ke pura Dalem sebelum besoknya dibawa pulang. Nah mereka yang berkesempatan untuk membawa benda ini, sebelum dan sesudah membawa disarankan untuk melakukan tetabuhan arak berem.

Simbolisme Arak Berem

Sedangkan untuk simbolismenya sendiri, ada beberapa.

Menetralisir Kuman & Bakteri

Dalam referensi ini, disebutkan bahwa arak berem memiliki kandungan alkohol, dimana alkohol dalam dewasa ini sering digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri, terutama dalam bidang kesehatan. Dan kalau dikaitkan, bisa menetralisir area tempat kita menyiram dari bakteri.

Disukai oleh Bhuta Kala

Karena sifar arak berem yang memiliki kadar alkohol serta bersifat memabukkan, tak jarang dipersepsikan bahwa ini adalah salah satu minuman yang disukai oleh bhuta kala. Yang ditujukan untuk menghormati terhadap beragam jenis lapisan dunia dan mahkluk yang ada (khususnya bhuta), mereka menjadi tenang dan tidak mengganggu manusia.

Secara pribadi, ini lebih condong kesini. Dikarenakan saat orang kerasukan, menghaturkan segehan, atau mulai persembahyangan, selalu ada yang namanya arak berem. Secara tidak langsung, alasan untuk permohonan tidak mengganggu, serta berterima kasih karena tidak mengganggu saat melakukan kegiatan itu sepertinya masuk akal.

Simbolis Utpeti Stiti Pralina

Disebutkan bahwa arak merupakan simbol dari aksara suci “Ah-kara” sedangkan berem adalah simbol dari aksara suci “Ang-kara”. Yang bilamana dipakai bersamaan, bisa menjadikan simbol Utpeti, Stiti, dan Pralina. Untuk selengkapnya, bisa baca disini.

Cara & Doa Metabuh Arak Berem

Dalam pencarian materinya, ada beberapa referensi yang mengatakan bahwa saat menyiram segehan dimulai dari posisi mana, berlawanan / searah dengan jarum jam, berapa kali, serta mana lebih dulu antara arak dan berem yang disemprotkan. Untuk lebih jelasnya, bisa membaca salah satu referensi dibawah.

Namun sepengamatan saya, kebanyakan arak dan berem saat ini sudah dicampurkan ke dalam 1 wadah, sehingga penggunaan mana yang lebih dahulu menjadi tidak relevan.

Berikut adalah Doa yang dipanjatkan.

Saat menyiram arak berem
Om. Ibek Segar, Ibek Danu, Ibek Bayu, Premananing Hulun.
Hyang widhi semoga hamba di berkahi bagaikan melimpahnya air laut, air danau, dan memberi kesegaran jiwa dan batin hamba.

Kalau dibaca dari arti doanya, adalah permohonan untuk diberkahi olah Tuhan. Agak simpang dari arti simbolis yang dituliskan diatas. Namun jika dibarengi dengan saat menghaturkan segehan, menjadi lebih masuk.

Saat Menghaturkan Segehan
Om sarwa kala preta byo namah
Hyang Widhi izinkanlah hamba menyuguhkan sajian kepada kala preta seadanya.

Penutup

Jadi begitulah makna arak berem dan metabuh. Semoga bisa memberikan wawasan baru untuk mereka yang sedang mencari informasi. Karena kebanyakan sumber disini adalah dari Google dan pengalaman pribadi, bisa di kros cek kembali dengan pemuka agama.

Suksma.

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.