Kenapa Hindu Tidak Makan Sapi

Seperti halnya umat Islam yang tidak makan babi (binatang itu kotor), kebanyakan umat Hindu memiliki kepercayaan untuk tidak makan sapi (untuk alasan yang bertolak belakang). Disini kita akan membedah kenapa Hindu tidak makan sapi? Apakah itu karena agama? atau hal lainnya?

Sapi Sebagai Salah Satu Kendaraan Dewa Hindu

Dewa Trimurti Dewa Siwa
dewa siwa, ganesha, uma, dan sapi – sumber https://ceritabedahulu.blogspot.com/

Dalam Hindu, dikenal istilah Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa), dimana mereka adalah beberapa dewa yang dihormati oleh umat Hindu. (Munkin kalian tahu jika pernah nonton film film ini di ANTV (Mahabharata (Dewa Wisnu) atau Mahadewa (Dewa Siwa)

Lantas apa hubungannya dengan sapi? Untuk yang belum tahu, dewa dewa diatas memiliki kendaraan suci. Dan sapi adalah kendaraan suci dewa Siwa.

Secara tidak langsung, dengan simbolisme tersebut, sapi disini menjadi binatang yang terhormat. Dengan tidak mengormati/menghargai mereka, kalian juga tidak hormat ke dewa yang menaungi mereka.

Kesimpulan:

jika kalian menghormati sesuatu, kalian juga akan menghormati hal hal yang berkaitan. Disini kaitannya adalah kaitan simbolisme dan kepercayaan.

Sapi Memiliki Beragam Manfaat

Pada zaman dahulu, bali memiliki sistem kerajaan dan berfokus pada agraria. Pada masa ini, sapi bisa dikatakan sebagai salah satu hewan berharga. Tak hanya dapat diolah susunya, namun hewan ini juga sangat membantu dalam membajak sawah.

Bayangkan, pada saat itu tidak ada yang namanya traktor atau mesin. Jadi semuanya masih manual menggunakan tangan. Kalau yang punya sawah hektaran dan cangkul itu sawah meter demi meter, sudah badan pegel, butuh waktu lama untuk bisa selesai. Dengan sapi, petani pada masa itu sangat terbantu.

Selain itu, jika ada wabah kekeringan dan hama yang mengakibatkan hasil panen menurun drastis, susu sapilah yang dipakai pengganti pangan untuk bertahan hidup (Atau lebih tepatnya, sebagai minuman sejuta umat pada masa itu).

Jikalaupun sapi tersebut dibunuh, zaman itu tidak ada kulkas untuk menyimpan dagingnya. Maka dari itu harus dihabiskan pada hari itu juga. Sangat disayangkan, jika dibandingkan susu yang bisa didapatkan hampir setiap hari.

Kesimpulan:

Daripada makan enak setiap hari tapi susah cari makan hari selanjutnya, lebih baik makan biasa setiap hari, tapi tidak perlu repot mencari makanan di hari selanjutnya.

Sapi Dianggap Sebagai Ibu

Dalam hindu, diajarkan untuk menghargai 3 “ibu”.

  • Satu, ibu yang melahirkan kita,
  • Dua, ibu yang memberi kita susu (tapi bukan yang melahirkan kita),
  • Tiga, ibu yang menjaga kita (tapi juga bukan yang melahirkan kita)

Dan sapi masuk kategori ke 2.

Saya ingat dari kecil, setelah selesai pemberian susu asi, susu sapilah yang digunakan sebagai penggantinya (ingat Dancow?), yang diminum setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah dasar.

Kesimpulan:

Sejak kecil kita minum susu sapi. Rasanya kurang etis untuk makan daging mereka.

Legenda tentang Raja yang Berhutang Budi Kepada Sapi

Saat masih sekolah, suatu hari saya tidak sengaja membaca buku agama, dimana didalamnya berisi tentang beberapa sejarah / legenda / mitos tentang Hindu. (ini murni dari ingatan, siapa tahu bisa kurang tepat karena sudah terlalu lama).

Nah, salah satu kisahnya adalah ada seorang raja yang pergi berburu ke hutan bersama para prajuritnya. Karena keasikan mencari mangsa, rajapun tersesat selama berhari hari di dalam hutan. Kelaparan dan kehausan, dikarenakan tidak membawa perbekalan yang memadai, rajapun mulai lemas.

Hingga pada suatu ketika raja bertemu dengan seekor sapi, (saya tidak ingat apakah raja ini memiliki ilmu untuk berkomunikasi degan binatang, atau hewan tersebut adalah dewa yang menyamar untuk menolong raja), tapi pada akhirnya raja mendapatkan air susu tersebut menjadi lebih baik, dan menemukan jalan keluar dari hutan tersebut).

Sejak saat itu, untuk membalas budi, raja memerintahkan rakyatnya untuk tidak membunuh sapi.

Kesimpulan:

Membalas budi adalah sifat yang baik, tak perduli jika itu dari sesama manusia atau mahkluk lainnya.

Pengalaman Pribadi Tidak Makan Sapi

Sedari kecil (mungkin karena didikan orang tua), saya tidak makan sapi sama sekali. Itu terjadi selama bertahun tahun, hingga memasuki usia 18an tahun. Suatu hari, diadakan sebuah acara makan makan di luar kota dan makanannya saat itu adalah hot dog.

Untuk yang tidak tahu, hot dog adalah makanan yang berasal dari Amerika Serikat dan sudah menyebar ke banyak tempat. Komposisinya cukup simpel, yaitu roti, sosis, dan beberapa macam saus.

Mungkin karena ini adalah acara gratisan, maka banyak yang datang dan mengantre (saya termasuk salah satunya).

Setelah lama mengantre, pramusaji memberikan saya hot-dog dengan daging yang baru selesai dimasak dengan saus dan roti. Aromanya dagingnya agak aneh, tapi tidak saya gubris.

11093560 3x2
ilustrasi hotdog – sumber https://www.abc.net.au/

Dan saya yang saat itu sudah lapar, tanpa babibu langung makan di tempat, kunyah dikit, dan terasalah goncangan hebat dari tenggorokan yang seakan akan berkata “keluarkan! keluarkan!”.

Sepertinya sudah digariskan, sayapun muntah dengan sukses.

Ternyata sosis itu adalah sosis sapi! (setelah tanya tanya lagi). Mungkin ini adalah sebuah efek samping kalau tiba2 makan daging tertentu setelah lama tidak makan. Entahlah.

Kesimpulan:

Tanya dulu daging apa sebelum makan.

Jadi Apakah Dosa Makan Sapi?

Memakan / membubuh binatang (apapun) adalah sebuah dosa (mungkin ada literatur yang menyebutkan membunuh itu tidak dosa kalau dilakukan dengan cara xxx. Ini murni kepercayaan dan berbeda setiap orang.

Kalau saya pribadi, karena binatang adalah ciptaan Tuhan yang hidup bersama dengan kita.

Tuhan mungkin memiliki tujuan tersendiri kenapa membuat manusia sebagai mahkluk omnivora dan tidak herbivora murni (coba minta sapi makan daging, sampai 7 turunan sepertinya tidak mau).

Khusus untuk makanan…

Sangatlah disarankan untuk berdoa kepada Tuhan saat akan makan. Secara garis besar isi doanya…

  • Mengucapkan syukur kepada Tuhan atas makanan di depan kita
  • Semoga mereka yang ada dalam proses pembuatan makanan ini (petani, pedagang, pramusaji, dll) diberikan pahala.
  • Agar makanan yang masuk dalam tubuh, bebas dari racun dan bermanfaat
  • Agar binatang yang meninggal mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kehidupan selanjutnya (orang Bali percaya reinkarnasi).

Semoga informasinya mencerahkan dan bermanfaat, dan memberi pengetahuan ekstra untuk kenapa Hindu tidak makan sapi.

Referensi:

  • https://www.denverartmuseum.org/en/edu/object/sacred-bull-shiva-nandi
  • https://udayananetworking.unud.ac.id/lecturer/scientific/2186-i-dewa-gede-alit-udayana/why-balinesse-no-eat-beef-387

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.