Kenapa Perusahaan Menggunakan Model Bisnis “Langganan”?

Suka tidak suka, mau tidak mau, jaman sekarang adalah jaman transisi model bisnis berbasis langganan / subscription.

Untuk yang belum tahu, model bisnis ini ditujukan untuk memaksimalkan keuntungan bagi si pengusaha (dengan usaha yang sama) dibandingkan dengan penjualan retail.

Misal, kamu memiliki sanggar tari dan menampung maksimal 50 murid. Jika semua terisi penuh, dan murid membayarmu 100 ribu, maka setiap bulan kamu akan mendapatkan 500 ribu. Dan bulan depan kamu harus mencari murid lagi dan melakukan kelas tari kembali.

Bandingkan dengan,

Sekarang kamu memiliki sanggar tari, dan kamu memberikan pelatihan online tentang tata cara menari yang sudah kamu rekam sebelumnya. Dengan mode berlangganan, kamu hanya perlu bekerja membuat video tari, dengan potensi bisa menampung lebih dari 50 murid (Bahkan jika mereka diluar kota). Jika murid membayar 25 ribu per bulan, kamu perlu mencari sekitar 100 murid untuk bisa mendapatkan 500 ribu. Disamping itu, jika bulan depan murid tidak keluar dari langganan video, kamu masih tetap mendapatkan 500 ribu.

Studi Kasus — Netflix

Netflix adalah salah satu juragan streaming film online yang sangat populer diluar negeri (sekitar 195,1 juta – pada Q3 2020).

Cara kerjanya juga cukup mudah, kalian cukup membayar biaya bulanan dan sudah bisa untuk menonton semua film di aplikasi mereka

(kalau mau tonton semua, itu makan waktu 4 tahun non stop. Doer tuh mata).

Buat yang kepo, jika setiap orang bayar $US10, sebulan Netflix sudah punya 1951 juta dolar. Uang segini bisa beli 12.000an rumah seharga 2 milyar. Gila ga tuh.

Bagusnya, kalau kamu tonton ratusan filem sebulan / nonton cuman satu / atau tidak nonton sama sekali, kamu tetap harus membayar Netflix.

Dan jika kita memakai model lama dimana user membeli per filem, Netflix hanya akan mendapatkan untung saat kamu belanja saja. Jika kamu tidak belanja, Netflix tidak dapat apa apa.

Pertanyaannya sekarang, kenapa user mau membayar biaya langganan bulanan?

Karena Netflix memberikan value proposition yang bagus.

  • Ribuan koleksi film,
  • Nonton sepuasnya,
  • Pakai HP, Laptop, TV semua bisa dipakai nonton, dan
  • Harga bisa dipilih sesuai kebutuhan.

Dan lebih baik dibandingkan dengan hanya membeli 1 judul film.

Jika ditelisik lebih dalam, bisnisnya Netflix kira – kira seperti ini.

  • Model bisnis Netflix adalah streaming.
  • Yang paling penting dari bisnis streaming adalah a) judul filem b) quantitas c) tidak lemot d) sistem rekomendasi
  • Judul film populer (walaupun itu film lama), mampu membuat orang memiliki keinginan untuk menonton itu lagi. Apalagi itu filem bersambung populer (e.g. Netflix membayar $US 100 juta untuk bisa streaming FRIENDS).
  • Netflix bekerja sama dengan studio film untuk memasukkan film lama yang mereka hasilkan di Netflix dengan sistem bagi hasil. Bagi studio film, daripada filem hanya berdiam disana tanpa hasil, lebih baik bisa mendatangkan uang (win win)
  • Tahu rasanya nonton Youtube dan videonya ngelag? Netflix melakukan investasi di bidang infrastruktur streaming. (memperkuat sistem penyangga bisnis)
  • Sesuka apapun orang menonton video, mereka pastinya akan pilih – pilih untuk filem yang mereka tonton. Jika film yang mereka tonton tidak bagus, besar kemungkinan mereka akan berhenti berlangganan. Netflix tahu hal ini dan membuat Sistem rekomendasi.
  • Dengan sistem rekomendasi ditambah segala data yang Netflix punya, mereka sudah bisa memperkirakan genre dan judul film apa yang kamu sukai setelah melihat perilakumu di dalam aplikasi (film yang kamu tonton, yang kamu like / dislike, data yang kamu input), serta mencocokkannya dengan database yang sudah ada. Dimana kemudian akan memberikan rekomendasi padamu secara otomatis dan real time! (memperkuat sistem penyangga bisnis)
  • Netflix perlu pelanggan sebanyak banyaknya (dimana mereka berpotensi membayar selama mereka berlangganan).
  • Semakin lama mereka menggunakan aplikasi diatas, dan semakin banyak value proposition (qualitas & quantitas filem) yang diberikan, mengecilkan kemungkinan pelanggan untuk keluar.
  • Karena model bisnis seperti diatas sangat rentan diduplikat oleh orang lain, kecepatan adalah hal yang krusial.
  • Makanya pada awalnya Netflix banyak mencari uang investor (mirip seperti Gojek yang ngasi tumpangan gratis saat baru – baru muncul)
  • Dan saat ini dimana sudah banyak perusahaan yang memiliki jasa yang sama (Seperti Disney+, Vidio, iFlix, Viu)? Mereka buat film sendiri.

Bagaimana Dengan Usahamu?

Buat kalian yang sudah memiliki usaha / akan membuat usaha, mungkin bisa dipertimbangkan untuk membuat model bisnis seperti ini.

Yang perlu diingat:

  • Sistem yang mampu menyangga bisnismu,
  • Value proposition, serta
  • Konsumenmu dan perilaku mereka.

Beberapa contoh diluar sana…

  • https://www.thesill.com/ – langganan tanaman mini
  • https://www.bloomsybox.com/ – menyediakan bunga fresh
  • https://www.dollarshaveclub.com/ – perawatan grooming pria

Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.