Media Yang Menyesatkan

Saat ini sedang duduk enak didepan laptop, sembari menonton iklan Youtube yang setelah diskip muncul lagi (serius, kadang bikin kesel). Lalu dikejauhan, tempat istri lagi nonton TV, terdengar suara yang tidak asing lagi...

sesat/se·sat/ a ; tidak melalui jalan yang benar; salah jalan – KBBI

Saat ini sedang duduk enak didepan laptop, sembari menonton iklan Youtube yang setelah diskip muncul lagi (serius, kadang bikin kesel). Lalu dikejauhan, tempat istri lagi nonton TV, terdengar suara yang tidak asing lagi.

Kumenangissss….

Oh suara sinetron itu lagi. (Kayaknya pagi siang sore malem ada terus. Gila! Sampai hapal gw lagunya). Buat yang ngga ngeh, ini videonya — link

w644
Sumber: today.line.me

Kali ini kita tidak membahasa tentang sinetron (walaupun banyak unek2 disini). Namun lebih ke media pada umumnya.

Seperti judul diatas, kita saat ini hidup di jaman informasi. Kalau kalian buka yang namanya TV atau Sosmed, ada banyak berita yang sudah dikemas dan siap dikonsumsi.

Dan tahukah kamu, sadar atau tidak, suka atau tidak, media adalah salah satu elemen yang bisa “menyesatkanmu”. Tidak percaya?

Media itu Bisnis

Seperti banyak bisnis pada umumnya, tujuan akhir adalah mencari keuntungan. Semakin banyak dikonsumsi, semakin banyak keuntungannya (salah satunya lewat iklan).

Berita Negatif itu Menjual

Tidak dapat dipungkiri, berita negatif lebih menjual dari berita positif. Ini contoh yang gw dapat dari Google Trend (8/9/2020)

image
Sumber: Google Trend

Terlepas dari berita sepak bola (Indonesia emang gila bola), berita sisanya adalah berita negatif. (no surprise there).

So jika kamu mau eksis, kamu tahu harus apa.

Media Adalah Mesin Penggiring Opini

Seperti yang saya gambarkan diatas, media adalah bisnis. Dalam banyak kasus, mereka akan membuat berita tergantung dari siapa yang berani membayar lebih. Tidak percaya?

  • Kamu Suka Ini? Sini Kami Berikan Lebih Banyak!

Coba perhatikan. Kalau nonton Youtube atau Tik Tok. Setelah pemakaian beberapa waktu, cek feed kalian dan perhatikan video – video yang ditampilkan.

Ya, itu adalah video yang “sistem mereka” pikir akan anda tonton setelah memilah apa yang anda suka.

  • Suka nonton anjing? akan banyak video anjing (yang entah bagaimana caranya dilatih, bisa seperti itu).
  • Suka makan? akan banyak video makanan (oleh beragam macam manusia yang makanannya terlalu enak. Kan gw juga mau).

Sampai sini harusnya sudah tahu maksud saya.

Intinya, dengan kalian disuguhkan banyak hal menarik, akan menambah kans anda untuk tetap nongkrong disana. Tidak perduli apa yang anda tonton.

Dampaknya ngeri. Mending kalau berita positif / kata kata motivasi. Kalau berita negatif, yang disajikan ya berita seperti itu juga.

Kenapa? Kalau yang ditonton sesuai dengan preferensi user, user akan lebih lama untuk stay di channel mereka. (semakin lama = semakin banyak iklan = semakin untung = investor senang)

Kalau ditarik kebelakang, hal yang sama juga terjadi di pertelevisian kita. Maka jangan salah, kalau kadang banyak yang bilang TV Indonesia itu

  • Tidak mengedukasi
  • Banyak drama
  • Berita kriminal melulu

Karena memang penikmatnya banyak.

  • Anda Tidak Perlu Berpikir, Biar Kami Yang Lakukan Itu

Pernah dengar cerita 3 kakek buta dan gajah? Kalau belum bisa baca dibawah.

Di seberang Negeri Ghor ada sebuah kota. Semua penduduknya buta. Seorang raja beserta rombongannya lewat dekat kota itu; ia membawa pasukan dan berkemah di gurun. Raja itu mempunyai seekor gajah perkasa, yang digunakannya untuk berperang dan membuat rakyat kagum.

Penduduk kota itu sangat antusias ingin melihat gajah tersebut, dan beberapa dari mereka yang buta pun berlari untuk mendekatinya.

Karena sama sekali tak tahu rupa atau bentuk gajah, mereka hanya bisa meraba-raba, mencari kejelasan dengan menyentuh bagian tubuhnya. Masing-masing hanya menyentuh satu bagian, tetapi berpikir telah mengetahui sesuatu.

Sekembalinya ke kota, orang-orang yang hendak tahu segera mengerubungi mereka. Orang-orang itu tidak sadar bahwa mereka mencari tahu tentang kebenaran kepada sumber yang sebenamya telah tersesat.

Mereka bertanya tentang bentuk dan wujud gajah, dan menyimak semua yang disampaikan.

Orang yang tangannya menyentuh telinga gajah ditanya tentang bentuk gajah. Ia menjawab, “Gajah itu besar, terasa kasar, luas, dan lebar seperti permadani.”

Orang yang meraba belalai gajah berkata, “Aku tahu yang lebih benar tentang bentuk gajah. Gajah itu mirip pipa lurus bergema, mengerikan dan suka merusak.”

Terakhir, orang yang memegang kaki gajah berkata, “Gajah itu kuat dan tegak, seperti tiang.”

Sumber: Republika.co.id

Inti dari cerita itu adalah sebuah cerita / peristiwa perlu dipandang dari berbagai macam sudut pandang. Tidak hanya satu.

Dan satu sudut pandang inilah yang biasanya disajikan lewat media. Terkadang cenderung hanya baca judulnya, dia gempar, lalu share kemana – mana.

Makanya kalau kalian kumpul di Group WA, ada saja orang didalamnya yang share berita. Orang lain liat, mereka gempar, lalu share kemana – mana.

Gitu terus sampai godek.

Ini contoh nyatanya diluar sana.

file 198857 0 BaldForBieber
Sumber: Mandatory.com

Ada berita bahwa Justin Bieber terkena kanker dan menjadi botak (karena kemoterapi). Menyikapi hal tersebut, banyak pendukungnya yang (dengan sukses) ikut botak sebagai aksi solidaritas. Pesannya sih baik, namun ternyata itu Hoax.

(terdengar lagu kumenagisss… dikejauhan)

Oh…

Wig mana wig gue!!

Jauh disana, mungkin Justin Bieber lagi nonton anjing salto (entahlah).

So, jadi kritislah terhadap suatu berita. Pastikan cari tahu beberapa sisi dari masalah tersebut dan buatlah keputusan tentang apa yang kamu yakini benar.

Disaat kamu melepaskan kekuatanmu itu, disanalah kamu bisa “disetir”.

Pertanyaan Untuk Kita Semua

Kita semua memiliki kemampuan untuk memilih media apa yang kita konsumsi. Kalau ingin tahu bahwa apa yang kamu tonton itu bagus, bisa tanya ini ke diri sendiri.

  • Apakah kamu ingat apa yang anda tonton 1 minggu lalu?
    • Jika iya, apakah itu bermanfaat bagi anda? (bermanfaat ini dalam hal peningkatan pengetahuan. Tahu ada anak SMP jadi begal motor di perempatan Jakarta adalah pengetahuan, namun tidak bermanfaat).
    • Jika tidak, mungkin kamu sudah “disesatkan” oleh media, saatnya memilih tontonan baru.

Udah, itu aja. Mau ngelepas unek – unek sambil lanjut nulis blog. Semoga ilmunya bermanfaat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.